Biduk-Biduk, The Lost Paradise #2

Sebelum membaca cerita ini, pembaca diharapkan untuk membaca postingan saya sebelumnya agar bisa mengikuti alur cerita yang saya buat :) Thanks.

Tak terasa, waktu telah menunjukan pukul 07:00 WITA, kembali kami ke penginapan untuk rehat sejenak setelah capek bermain main dan berfoto foto di tepi laut tadi. Sambil menunggu panggilan untuk sarapan dari pihak penginapan, kutunggulah sejenak sambil memposting ke instagram story bebebrapa foto yang tadi di ambil sebagai wahana PAMER, Hehehe.

Tak lama pihak hotel pun memanggil kami untuk sarapan yang dudah disediakan. Ku beranjak dari kasur dan pergi ke tempat sarapan yang berjarak 10 meter dari kamar kami. Pihak penginapan menyediakan sarapan dengan porsi yang bukan main. Kami disuguhkan nasi kuning beserta lauk ayam goreng dan sayur sayuran serta mir goreng sebagi pelengkap. Juga teh hangat dan air putih sebagai pelengkapnya. Porsi yang lumayan untuk penginapan kelas standart.

Kenyang kami bersarapan ria, kami mulai menenangkan perut sejenak dengan mengobrol santai. Aku coba membaur diri karena obrolan kami tentang politik yang notabene pasti obrolan untuk orang tua. Yah, gerak gerik ku hanya mengatakan "iya, iya, iya" dan sekedar mengangguk tanda mengerti. Pura pura mengerti 😭😂.

Puas mengobrol, langsung kami bergegas untuk pergi ke pulau seberang yang bernama Pulau Kaniungan. Perjalanan dimulai sekitar pukul jam 08.30. Kami sudah mentargetkan untuk kembali ke penginapan sekitar jam 11.00 dikarenakan untuk menunaikan sholat jumat. Ku bergumam "Liburan cuma 3 jam apa asyiknya??" Dan ternyata gumaman ku terpatahkan.

Mulailah kami menuju Teluk Sulaiman, Pelabuhan untuk mencari perahu yang akan mengantarkan kami ke pulau seberang. Setelah sampai, para joki kapal langsung menawarkan jasanya, yah kurang lebih cara mereka sama seperti cara perusahaan taxi yang ada di bandara Juanda 😂. Setelah bernegosiasi, naiklah kami di kapal yang berukuran tidak terlalu besar. Saat sudah OnBoard, (ceilaeeh) kutanyakan kepada supir "Pak supir, selain di Kaniungan, tempat apa lagi yang mantap di datangin?" Tanyaku. Pak supir menjawab dengan logat daerahnya "Ohh, ada disana air terjun, namanya Teluk Sumbang, bagus disana itu, tapi kalau mau kesana kutambahin lah diskon biayanya biar murah". Langsung tanpa basa basi kusetujui tawaran nya. "VROOMMMM" engine kapal berketok ketok tanda dimulainya perjalanan. Diperjalan ini yang paling aku sukai. Aroma aroma air laut dan cuaca yang untung, Saat itu mendung yang jadinya tidak terlalu panas. Segaaar sekali rasanya angin yang berhembus. Dengan pemandangan pulau kalimantan di sebelah kanan ku, terlihat bukit bukit tinggi bak tembok china, besar sekali. Kunikmati air laut berdesus Yang waktu itu untung tidak ombak besar jadi sangat santai dan tenang.

Perjalanan ke destinasi pertama kurang lebih memakan waktu 15 menit. Engine kapal mulai berhenti. Terdengar dari jauh deras air terjun. Kapal berhenti dan menurunkan jangkarnya 15 meter dari tepi pantai jadi kami harus turun dan nyemplung ke air untuk bisa ke tepi pantai.

Sampai di pantai tanpa basa basi, langsung kami menuju arah suara deras air. Berjalan kami dengan langkah kaki yang agak dicepatkan tanda tak sabar untuk melihat surga dunia. Pelan pelan melewati hutan lalu melewati batu batu tepi air terjun. Sampai kami, ku tengok kepala ku ke atas sumberbair terjun yang jatuh ditarik gravitasi. Besaaarrrr dan Derasss sekali. Ku melemas dengan senyum lebar, ku pejam mata sambil kuhirup udara air dingin nya, sungguh nikmat tiada tara. Air terjun teluk sumbang ini memiliki 2 tingkat. Tingkar pertama memilik tinggi sekitar 20 meter dan tingakt kedua memiliki 5 atau 6 meter saja. Di tingkat pertama mempunyai dasar dengan kedalaman 3 sampai 7 meter kira kira. (Jadi kalau melompat aman sejahtera) dan air terjun ini ditutupi oleh pohon pohon besar yang sangat rimbun jadi tidak terpapar matahari langsung. Air terjun ini langsung mengalir kearahblaut. Disini kamii bermain main, foto foto dan yang paling penting adalah, CLIFF JUMPING!. Whoaaaa, pengalamn yang satu ini memang tidak bisa dilupa, pertama tama PakCik(Supir Kami), membuka acara dengan melompat dengan sorakan My Trip My ahh gitulahh, kuperhatikan saat dia terjun, dan saat nyemplung lama muncul kepermukaan. 5 detik kemudian baru dia muncul sambil bersorak kegirangan. Lalu muncullah giliranku. Kunaiki tebukg air terjun dengan perlahan, licin tapi pasti kujalani. Sampai di atas kulihat tinggii yang lumayan. "Salah lompat bisa fatal nih" kataku dalam hati. Saat sudah bersiap, kamera dari tangan sepupuku sudah merekam, Berhitung mundur dann..... Rasanya seperti badan terpisah dari jantung, BYAAARERR, dalam nya bukan main. Ku berusaha naik kepermukaan sampai habis nafas dibuat. Sampai dipermukaan ku berssorak girang WOOOOOOOO. Betul betul pengalaman yang paling dipengalamkan 😂😂😭😭


Setelah puas bermain di air terjun, kami pergi ke pulau tujuan utama tetapi tidak akan saya ceritakan karena pantai saha sudah mainstream. Inti dari cerita diatas adalah "Bahagia itu adalah dimana kita bisa melepaskan." Ya melepaskan. Karena disaat melepaskan sesuatu kita menjadi lega, melepaskan kekesalan yang lalu lalu dengan liburan, semua telah kulepaskan selepas lepasnya saat liburan itu. Puas rasanya, bahagia dan yahh, campur aduk lahh.

Mungkin sekian cerita berlibur ku, insya Allah baik jika ada kesempatan, boleh saya posting lagi disini. Sekian dan Terima Kasih

Komentar

Postingan Populer